Batasi Media Sosial Untuk Kesehatan Mental

Media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Data menunjukkan bahwa pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191.5 juta orang pada awal tahun 2022. Media sosial memang memiliki banyak manfaat misalnya untuk memperoleh informasi dengan cepat. Media sosial juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga tanpa perlu dibatasi jarak. Sayangnya, banyak yang kesulitan membatasi penggunaan media sosial. Hal ini penting diwaspadai karena penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berefek negatif terhadap kesehatan, termasuk kesehatan mental.

 

Media sosial dan kesehatan mental

Data menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental kita. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada JAMA Psychiatry menunjukkan bahwa remaja yang menggunakan sosial media >3 jam per hari ternyata memiliki risiko mengalami masalah kondisi emosional hingga 60% lebih tinggi. Masalah kondisi emosional yang dipelajari pada penelitian ini adalah sikap menutup diri yang dapat berefek negatif terhadap kesehatan mental, termasuk terkait dengan gangguan depresi dan kecemasan.

 

Sebaliknya, membatasi penggunaan media sosial diketahui bermanfaat positif untuk kesehatan mental. Penelitian pada Journal of Social and Clinical Psychology menunjukkan bahwa membatasi penggunaan media sosial menjadi 30 menit per hari selama 3 minggu bermanfaat positif untuk kondisi kesehatan mental. Manfaat positif untuk kesehatan mental ini teramati dengan adanya penurunan rasa kesepian, depresi, kecemasan, dan rasa takut melewatkan informasi setelah periode pembatasan media sosial.

 

Media sosial dan kesehatan fisik

Selain berefek negatif untuk kesehatan mental, penggunaan media sosial juga dapat mengganggu kesehatan fisik kita. Sebuah penelitian terhadap para mahasiswa menunjukkan adanya kaitan negatif antara durasi penggunaan sosial media dan kondisi kesehatan fisik. Penelitian yang melibatkan 251 orang responden ini menunjukkan bahwa mereka yang paling banyak menghabiskan waktu di sosial media ternyata memiliki kadar C-reactive protein (salah satu penanda inflamasi atau peradangan di dalam tubuh) yang lebih tinggi. Kelompok ini juga melaporkan bahwa mereka lebih sering mengalami sakit kepala, mengalami nyeri pada dada dan punggung, serta lebih sering mengunjungi dokter atau fasilitas kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang dialami.

 

Segala sesuatu yang berlebihan jelas tidak baik, termasuk penggunaan sosial media. Bagi yang merasa sering menggunakan sosial media, ada baiknya membatasi penggunaannya agar tidak sampai merusak kesehatan baik kesehatan mental maupun fisik. Pastikan juga untuk selalu mengatur pola makan sehat agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan kelola stress dengan baik agar kondisi kesehatan mental dan fisik bisa tetap optimal.

 

L-Men, suplemen tinggi protein hadir dalam berbagai varian produk. Mulai dari susu, protein-cruch, protein bar, hingga protein mix untuk bantu penuhi kebutuhan asupan protein harian yang penting untuk menjaga fungsi tubuh termasuk menjaga sistem imun dan membantu proses recovery setelah berolahraga. Sehat fisik untuk dukung kesehatan mental dengan L-Men.

 

References:

  1. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking (2022) DOI: 10.1089/cyber.2021.0188
  2. Journal of Social and Clinical Psychology (2018) org/10.1521/jscp.2018.37.10.751
  3. JAMA Psychiatry (2019) doi:10.1001/jamapsychiatry.2019.2325

Share Article:

All rights reserverd.