Benarkah Ada Garam yang Lebih Sehat?

Konsumsi garam yang tinggi adalah salah satu faktor risiko penyakit hipertensi. Data menunjukkan bahwa asupan garam berlebih berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan risiko terkena hipertensi1,2. Hal ini kemudian menyebabkan banyak orang yang memilih garam Himalaya, garam Kosher, dan garam laut sebagai alternatif yang diyakini lebih sehat daripada garam dapur biasa. Apakah ketiga jenis garam ini benar lebih sehat?

 

Ketiga jenis garam ini memang sering dikatakan lebih sehat dibandingkan garam biasa karena diyakini memiliki kandungan natrium atau sodium yang lebih rendah. Sayangnya, hal ini tidak benar. Faktanya, perbedaan antara ketiga jenis garam ini dan garam dapur biasa adalah pada rasa, tekstur, serta proses pembuatannya; dan bukan pada kandungan sodiumnya. Semua jenis garam ini mengandung sekitar 40% sodium/natrium per gram garam. Jadi apapun jenis garam yang dipilih, penggunaannya harus tetap dibatasi karena konsumsi garam berlebih dapat berkaitan dengan peningkatan tekanan darah3,4.

 

Tahukah Anda bahwa asupan garam orang Asia terutama berasal dari penambahan garam selama pemasakan dan saat makan, termasuk dari kecap 5? Padahal, batas asupan garam harian sendiri hanyalah maksimal 5 gram per hari atau setara dengan 1 sendok teh garam6. Untuk itu, kita perlu ekstra waspada dalam memperhatikan bumbu kecap yang digunakan saat memasak. Selain dibatasi, bisa juga memilih alternatif produk kecap yang rendah garam dari Tropicana Slim. Gunakan Tropicana Slim Kecap Asin untuk cita rasa gurih dan nikmat pada masakan ataupun makanan favorit, namun memiliki kandungan garam (natrium) yang lebih rendah.

 

References:

  1. Sodium Intake and Hypertension. 2019. doi: 3390/nu11091970
  2. World Health Organization
  3. Mayo Clinic
  4. American Heart Association
  5. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety (2009) doi.org/10.1111/j.1541-4337.2009.00096.x
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Share Article:

All rights reserverd.