Jika membicarakan perubahan iklim, hal yang umum terbersit adalah pemanasan global atau kerusakan lingkungan. Meskipun lebih banyak dikaitkan dengan masalah lingkungan dan kondisi cuaca, perubahan iklim sesungguhnya dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satunya, perubahan iklim memiliki efek negatif terhadap kondisi kesehatan kita!

Perubahan iklim dapat berdampak negatif untuk kondisi kesehatan karena memengaruhi makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, air yang kita minum, serta kondisi cuaca ekstrim (seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan)¹. Salah satu aspek kesehatan yang terpengaruh adalah kondisi diabetes. Bagaimana perubahan iklim memengaruhi risiko diabetes?

Pertama, perubahan iklim berkaitan dengan kenaikan suhu yang kemudian memengaruhi peran dari brown adipose tissue (jaringan lemak yang teraktivasi pada kondisi suhu dingin dan berperan dalam pembakaran lemak) dalam menjaga keseimbangan gula darah. Terganggunya fungsi brown adipose tissue inipun dapat meningkatkan kerentanan kita terhadap diabetes. Seperti dilaporkan pada jurnal Early Human Development, diperkirakan bahwa untuk setiap peningkatan suhu sebesar 1^OC, prevalensi diabetes dapat meningkat sebesar 0.17%².

Kedua, perubahan iklim meningkatkan risiko keterbatasan persediaan dan tingginya harga produk-produk segar. Akibatnya, produk makanan olahan yang tersedia lebih banyak dengan harga lebih murah akan cenderung menjadi pilihan. Padahal, produk makanan olahan umumnya lebih tinggi kalori tanpa diimbangi dengan asupan nutrisi yang baik sehingga berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2².

Ketiga, terganggunya kestabilan pangan juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada ibu dan anak di masa depan. Seperti dilaporkan pada Diabetes Research and Clinical Practice, terbatasnya ketersediaan pangan akibat perubahan iklim akan meningkatkan risiko malnutrisi selama masa kehamilan. Bahayanya, malnutrisi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada anak saat dewasa nanti^3,4.

Mari mulai menjaga lingkungan untuk masa depan kita. Kita bisa memulai dengan hal-hal sederhana seperti mematikan alat elektronik saat tidak digunakan, menggunakan air secukupnya, bersepeda atau berjalan untuk tujuan yang dekat, serta menyiapkan dan membeli makanan secukupnya agar tidak sisa yang terbuang percuma⁵.

Tak kalah penting, pastikan untuk selalu menjalankan hidup sehat guna menekan risiko diabetes. Jaga berat badan dalam kisaran normal (atau turunkan berat badan yang berlebih) melalui kombinasi pola makan sehat dan rutin berolahraga⁶. Pola makan sehat yang dapat dilakukan di antaranya dengan membatasi asupan gula harian. Untuk tetap bisa menikmati rasa manis tanpa khawatir asupan gula berlebih, ganti gula dengan pemanis rendah kalori Tropicana Slim Sweetener yang mengandung kalori jauh lebih rendah dibanding gula pasir, dengan rasa manis yang sama, sehingga cocok untuk Anda menikmati rasa manis yang lebih sehat.

Untuk mendukung langkah sehatmu, kamu juga bisa belanja produk lebih sehat di Nutrimart dengan voucher diskon special 50% maks. diskon Rp 50.000 tanpa minimum pembelanjaan. Kode voucher NUTRIBLOG bisa langsung digunakan di pembelanjaanmu via Nutrimart! (Hanya berlaku untuk konsumen baru)

References:

1. Climate Change and the Health of People with Existing Medical Conditions. 2016. United States Environmental Protection Agency.
2. The interaction between diabetes and climate change – A review on the dual global phenomena. 2020. Early Human Development https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2020.105220
3. Diabetes and climate change—Two interconnected global Challenges. 2012. Diabetes Research and Clinical Practice http://dx.doi.org/10.1016/j.diabres.2012.07.002
4. Diabetes and Climate Change Report. 2012. International Diabetes Federation.
5. Natural Resources Defense Council (2021)
6. Preventing Type 2 Diabetes. 2016. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), National Institutes of Health.