Kaitan Profil Lemak dan Keparahan COVID-19

Sudah lebih dari 2 tahun kita hidup berdampingan dengan COVID-19. Mulai dari varian alpha, delta, hingga omicron. Walau menyerupai flu, efeknya bagi kesehatan kita juga cukup menyita perhatian. Sekitar 15% pasien yang terinfeksi COVID-19 mengalami gejala serius dan membutuhkan oksigen, sementara 5% pasien mengalami gejala kritis dan membutuhkan perawatan intensif. Terlebih lagi, mereka dengan penyakit bawaan komorbid lah yang paling merasakan dampaknya. Selama 2 tahun ini pula, banyak peneliti yang mencari tahu faktor-faktor yang berkaitan dengan risiko tingkat keparahan COVID-19. Beberapa diantaranya adalah usia, berat badan dan riwayat penyakit kronis. Tapi sebuah riset di tahun 2021 menunjukkan adanya faktor lain yang ternyata juga berkaitan dengan risiko tingkat keparahan COVID-19 dan ternyata ada kaitannya juga dengan pola makan lho.

Jurnal Nature Scientific Reports mempublikasikan sebuah hasil riset yang melihat adanya kaitan antara kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan kadar trigliserida darah dengan risiko tingkat keparahan COVID-19. Berdasarkan data dari 1411 pasien yang dirawat di rumah sakit, diperoleh kesimpulan bahwa pasien yang mengalami gejala COVID-19 yang parah ternyata memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah dan kadar trigliserida darah yang lebih tinggi sebelum mengalami infeksi. Hasil pengukuran selama perawatan di rumah sakit juga menunjukkan hasil serupa yaitu bahwa kadar kolesterol HDL yang lebih rendah dan kadar trigliserida darah yang lebih tinggi berkaitan dengan kondisi tingkat keparahan COVID-19 yang lebih buruk.

Sebuah tanda yang mengejutkan. Padahal orang dengan kadar HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi belum tentu menunjukkan tanda-tanda memburuknya kesehatan. Fakta ini semakin menguatkan pentingnya menjalankan pola hidup sehat guna menghindari faktor risiko komorbiditas dari COVID-19. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga profil lemak darah antara lain menjaga berat badan, membatasi asupan lemak, rutin berolahraga, memperbanyak buah-sayur-bijian utuh, serta menggantikan sumber lemak jenuh (lemak jahat seperti pada daging merah, susu, minyak kelapa sawit) dengan sumber lemak tidak jenuh (lemak baik seperti pada ikan, minyak zaitun, dan minyak canola). Anda juga bisa mengganti minyak yang biasa Anda gunakan dengan minyak Tropicana Slim. Dengan berbagai variasi minyak seperti canola oil, sunflower oil, corn oil, dan extra virgin olive oil yang lebih rendah kandungan lemak jenuhnya untuk mencegah risiko memburuknya profil lemak dalam tubuh. Tak lupa, selalu jalankan protokol kesehatan 6M guna menghambat penyebaran virus penyebab COVID-19.

 

 

References:

  1. Nature Scientific Reports (2021) | https://doi.org/10.1038/s41598-021-86747-5
  2. WHO

Share Article:

All rights reserverd.