Mengungkap 6 Mitos Diabetes: Temukan kebenarannya!

Siapa tidak kenal dengan diabetes? Salah satu penyakit yang kasusnya semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia1,2,3. Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan diabetes ini? Pertama, pola makan yang kurang sehat. Banyaknya produk makanan & minuman yang tinggi kandungan gula (seperti pada bubble tea atau bobba)4, serta bonus cashback di sana-sini membuat kita tergiur mengonsumsinya dalam jumlah berlebih. Kedua, kurangnya aktivitas fisik dalam keseharian kita yang sibuk memandang laptop, hp atau gadget lainnya. Selain itu, tingginya kasus diabetes juga didukung oleh mitos-mitos yang beredar tanpa bukti yang jelas. Hal ini mendorong masyarakat untuk cenderung meremehkan diabetes!

 

Mitos 1 : Tidak perlu mengkhawatirkan diabetes karena tidak memiliki faktor risiko keturunan.

Sayangnya, faktor keturunan merupakan salah satu faktor risiko diabetes tipe 2. Namun risiko seseorang terkena diabetes sesungguhnya dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan6. Sebagian penderita diabetes tidak memiliki riwayat keturunan diabetes, namun dapat terkena diabetes akibat pola hidup yang tidak sehat seperti berat badan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik7.

Mitos 2 : Risiko keturunan diabetes tipe 2 bersifat menyilang: ayah menurunkan risiko diabetes ke anak perempuan sedangkan ibu menurunkan ke anak laki-laki.

Tidak ditemukan penelitian yang menunjukkan bahwa risiko keturunan diabetes tipe 2 bersifat menyilang. Memiliki riwayat keturunan diabetes berkaitan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi, dimana risikonya meningkat hingga 3.4 kali pada mereka yang memiliki ibu penderita diabetes dan hingga 3.5 kali pada mereka yang memiliki ayah penderita diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat keturunan diabetes. Apabila kedua orangtua menderita diabetes, risiko meningkat hingga 6.1 kali lebih tinggi8.

Mitos 3 : Tidak usah panik, diabetes tipe 2 lebih banyak ditemukan di negara maju.

Jangan salah, Indonesia sendiri, masalah diabetes sangat mengkhawatirkan karena data dari International Diabetes Federation pada tahun 2019 menunjukkan bahwa terdapat 10,7 juta orang penderita diabetes di Indonesia (peringkat ke-7 di dunia dalam jumlah penderita diabetes terbanyak). Tidak hanya itu, 3 dari 4 orang penderita diabetes di Indonesia tidak menyadari dirinya terkena diabetes2.

Mitos 4 : Saya masih muda, tenang saja. diabetes tipe 2 adalah penyakit orang tua .

Diabetes tipe 2 memang umum ditemukan pada mereka yang berusia lanjut. Namun, kasus ini semakin sering ditemukan pada mereka yang berusia lebih muda. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kasus obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat. Tidak heran kini kasus diabetes sudah ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun2. Belum lagi, kasus prediabetes juga mengancam mereka yang berusia lebih muda. Hampir setengah dari mereka yang menderita prediabetes berusia di bawah 50 tahun dan hampir sepertiganya berusia di bawah 40 tahun. Hal ini jelas berbahaya karena kondisi prediabetes yang tidak ditangani dengan baik akan berkembang menjadi diabetes nantinya2.

Mitos 5 : Memiliki riwayat keturunan diabetes berarti pasti akan terkena diabetes.

Faktor keturunan memang merupakan salah satu faktor risiko diabetes tipe 2 yang kuat. Namun risiko seseorang terkena diabetes sesungguhnya dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor, yaitu genetik dan lingkungan6. Perlu diketahui bahwa meskipun memiliki riwayat keturunan diabetes meningkatkan risiko terkena diabetes, hal ini dapat diturunkan dengan menjalankan pola hidup sehat. Risiko diabetes pada mereka yang memiliki faktor keturunan dipengaruhi oleh kondisi berat badan, dimana kondisi berat badan berlebih berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes yang lebih tinggi. Diketahui bahwa 38% dari lebih tingginya risiko diabetes pada mereka yang memiliki faktor keturunan dapat dihindari jika berat badan tidak berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa pola aktivitas ikut berpengaruh dimana pekerjaan yang pasif berkaitan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi, dibandingkan dengan pekerjaan yang banyak melibatkan aktivitas fisik9.

Mitos 6 : Saya tidak gemuk sehingga tidak perlu rutin berolahraga untuk menghindari diabetes tipe 2.

Mereka yang memiliki berat badan normal tetap memiliki risiko mengalami masalah prediabetes, terutama jika mereka tidak rutin melakukan aktivitas fisik dengan durasi < 30 menit/minggu. Berat badan bukanlah indikator tingkat kegemukan yang akurat karena mereka yang memiliki berat badan normal dapat memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi atau dikenal sebagai TOFI (Thin Outside Fat Inside). Lemak tubuh yang tinggi (terutama lemak visceral yang ditemukan di antara organ dalam) berkaitan erat dengan berbagai macam gangguan metabolik, termasuk resistensi insulin dan diabetes11. Lakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, minimal 150 menit per minggu dan usahakan untuk aktif bergerak setiap harinya. Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk membantu menjaga berat badan dan menurunkan risiko diabetes tipe 212.

 

Selain aktivitas fisik untuk mengendalikan berat badan dan lemak, faktor lingkungan yang berperan untuk mencegah dan mengurangi risiko diabetes yaitu pengurangan asupan kalori dan gula itu sendiri. Kementerian Kesehatan telah menganjurkan pembatasan konsumsi gula sebanyak 50 gram per orang per hari atau  sekitar 4 sendok makan5. Maka dari itu, Tropicana Slim hadir untuk membantu kamu mewujudkannya. Kamu bisa berkreasi membuat minuman manis kamu sendiri, misalnya brown sugar milk tea, menggunakan Tropicana Slim Stevia yang nol kalori, Tropicana Slim Kental Manis, dan Tropicana Slim Gula Jawa yang bebas gula dan rendah kalori. Buat kamu yang tidak mau repot dan sedang hype kopi kekinian, ada juga Tropicana Slim Cafe Latte dan Tropicana Slim White Coffee. Untuk menemani minumanmu, Tropicana Slim juga punya snack Tropicana Slim Hokkaido Cheese Cookies dan Tropicana Slim Nutty Chocolate Cookies, atau Tropicana Slim Strawberry Jam dan Tropicana Slim Chocolate Spread untuk jadi pendamping roti kamu. Meskipun tanpa gula dan rendah kalori, produk-produk Tropicana Slim ini memiliki rasa yang lezat, ditambah bisa membantu kamu dan orang-orang yang kamu sayangi untuk mengontrol asupan gula dan kalori serta mencegah risiko diabetes13.

Untuk mendukung langkah sehatmu, kamu juga bisa berbelanja produk lebih sehat di Nutrimart dengan voucher diskon special 20%! Kode KONTROLGULA bisa langsung digunakan di pembelanjaanmu via Nutrimart! Berlaku untuk konsumen baru dan dapat digunakan untuk seluruh produk Tropicana Slim Sweetener.

 

Referensi

1   Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Tahun 2007 & 2013.

2   IDF Diabetes Atlas Ninth edition 2019. 2019. International Diabetes Federation.

3   Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. 2004. Global prevalence of diabetes. Diabetes care. 27(5):1047-1053.  

4   Min JE, Green DB, Kim L. 2017. Calories and sugars in boba milk tea: implications for obesity risk in Asian Pacific Islancders. Food Sci Nutr. 5(1):38-45.

5      Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

6   [NIDDK] National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases: the National Institutes of Health. 2016. Risk Factors for Type 2 Diabetes.

7   [NDEP] National Diabetes Education Program: National Institute of Health. 2017. Diabetes Myths.

8   Meigs JB, Cupples LA, Wilson PW. 2000. Parental transmission of type 2 diabetes: the Framingham Offspring Study. Diabetes. 49(12): 2201-2207.

9    Sargeant LA, Wareham NJ, Khaw KT. 2000. Family history of diabetes identifies a group atincreased risk for the metabolic consequencesof obesity and physical inactivity in EPIC-Norfolk: a population-based study. International Journal of Obesity. 24:1333-1339.

10   Mainous AG, Tanner RJ, Anton SD, Jo A, Luetke MC. 2017. Physical activity and abnormal blood glucose among healthy weight adult. American Journal of Preventive Medicine. 53(1): 42–47.

11   Zygmunt Z, Ewa P, Marta S, Tomasz M, Bartlomiej S. 2017. TOFI phenotype - its effect on the occurrence of diabetes. Pediatr Endocrinol Diabetes Metab.23(2): 96-100.

12   Better Health Channel: Victoria State Government. 2018. Physical activity–it’s important.

13  https://www.nutrimart.co.id/brands/tropicana-slim.html

Share Article:

All rights reserverd.