Minyak Spray VS Minyak Cair: Mana Lebih Baik?

Pernah melihat iklan di TV, youtube atau reels Instagram dari influencer yang menunjukkan acara masak-memasak menggunakan minyak dalam bentuk spray? Biasanya, minyak dalam bentuk spray ini digunakan untuk memasak makanan sehat dengan klaim mengandung nol kalori, sehingga dapat mengurangi asupan kalori dari minyak. Jadi, apakah betul minyak dalam bentuk spray lebih baik daripada minyak bentuk cair yang umum ditemui?

Sebetulnya, belum tentu demikian. Jenis dan jumlah minyak yang digunakan, baik dalam bentu spray maupun cair yang menentukan asupan kalori dan lemak terhadap makanan. Perlu diingat bahwa minyak spray tetap mengandung kalori dan lemak. Jika lama disemprotkan, jumlah minyak yang digunakan jelas akan lebih banyak dan kalorinya lebih tinggi. Selain itu, beberapa jenis minyak spray menggunakan campuran beberapa jenis bahan termasuk minyak, perasa, dan beberapa jenis bahan tambahan. Jadi, tidak ada salahnya jika ingin menggunakan minyak dalam bentuk spray, tapi tetap perhatikan jumlah yang digunakan.

Lalu, apakah menggunakan minyak cair pasti lebih jelek? Tidak juga. Minyak cair tetap dapat digunakan, namun ditakar penggunaannya. Minyak yang digunakan secara berlebih tentunya menyumbang jumlah kalori tak sedikit. Contohnya adalah minyak yang digunakan dalam metode deep frying, yang menggunakan jumlah minyak cukup besar dan berakibat ke peningkatan kandungan lemak dan kalori pada bahan makanan yang dimasak. Selain jumlah, yang perlu diperhatikan adalah jenis minyak. Pilihlah jenis minyak yang rendah lemak jenuhnya. Mengapa penting memilih jenis minyak yang rendah lemak jenuh? Karena lemak jenuh dikatakan sebagai lemak jahat karena menyebabkan peningkatan kadar kolesterol di dalam darah sehingga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Yang tak kalah pentingnya adalah memilih bahan makanan dan metode memasak yang tepat. Ganti bahan-bahan masakan yang tinggi lemak jenuh dengan yang lebih rendah lemak jenuh atau dengan bahan masakan yang mengandung lemak tidak jenuh. Contohnya, hindari daging merah berlemak dan menggantinya dengan ikan salmon, tuna atau mackerel. Hindari metode memasak deep frying yang membuat kandungan lemak dalam makanan meningkat drastic akibat minyak yang terserap dalam makanan. Sebagai alternatif, gunakan metode memasak lain seperti menumis, mengukus, merebus atau memanggang. Selain itu, coba ganti minyak sawit atau minyak kelapa dengan minyak jagung atau minyak kanola dari Tropicana Slim. Minyak jagung dan minyak kanola dari Trpoicana Slim lebih baik untuk kesehatan jantung karena kandungan lemak jenuhnya yang lebih rendah. Bijak memasak dimulai dari dapur Anda!

 

References:

 

Share Article:

All rights reserverd.