No Pain No Gain? Benarkah?

Pernahkah mendengar pernyataan “Hari ini pol banget nih… abis olahraga badan pegel2 sampai jalan aja susah” atau “Yah, hari ini workout ga maksimal nih, badan kok ga pegel sama sekali padahal angkat beban paling berat.” Dari dua pernyataan itu, apakah benar bahwa olahraga yang baik itu harus sampai terasa pegal-pegal?

Beberapa orang, bahkan seorang atlet pun pasti pernah merasakan pegal setelah berolahraga. Pegal otot ini dikenal sebagai Delay Onset Muscle Soreness (DOMS). Umumnya, pegal otot akan terasa 8 jam dan mencapai puncaknya pada 48-72 jam setelah berolahraga. Studi menyatakan pegal-pegal setelah berolahraga keras bukanlah indikator pertumbuhan otot. Bahkan, munculnya pegal otot dapat menghambat olahraga kita selanjutnya dan jika terlalu parah dapat menurunkan 50% kemampuan otot.

Pegal yang kita rasakan merupakan sinyal dari otak sebagai bentuk adaptasi ketika kita telah memberikan beban berlebihan pada otot. Ingat, bedakan dengan rasa sakit ya. Rasa sakit pada otot dan sendi dapat terjadi akibat gerakan olahraga yang kurang tepat, sedangkan DOMS biasanya terjadi pada mereka yang baru saja memulai olahraga baru serta melakukan perubahan durasi dan intensitas yang drastis. Ketika otot sudah terbiasa, bisa jadi intensitas olahraga tertentu sudah tidak menyebabkan rasa pegal, tetapi bukan berarti olahraga tidak efektif. Dengan demikian, olahraga yang efektif harus terasa pegal adalah MITOS.

Dengan berolahraga, banyak manfaat dapat diperoleh seperti kesehatan jantung, memperbesar dan memperkuat otot, memperkuat tulang, serta mengurangi risiko kematian. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh tanpa harus terasa pegal. Jalan santai, bersepeda, atau jogging pun sudah memberikan manfaat untuk tubuh selama memenuhi durasi anjuran yaitu total 150 menit olahraga aerobik sedang per minggu. Mereka yang berolahraga tanpa merasa pegal-pegal pun juga dapat meningkatkan massa ototnya, lho. Pahami kapasitas dan kemampuan tubuh kita masing-masing, lakukan pemanasan sebelum berolahraga, jalani dengan santai dan cara yang benar. Sehabis olahraga, kamu juga perlu menyediakan waktu istirahat disertai dengan nutrisi yang tepat yaitu protein untuk membantu memulihkan otot yang digunakan saat berolahraga. Buat kamu yang sedang meningkatkan berat badan dengan berolahraga, jangan lupa sertai dengan nutrisi yang tepat, salah satunya protein. Lengkapi nutrisi harianmu dengan L-Men Gain Mass. Dengan kandungan proteinnya yang tinggi, bantu kamu memulihkan serta meningkatkan massa otot.

Untuk mendukung langkah sehatmu, kamu juga bisa belanja produk lebih sehat di Nutrimart dengan voucher diskon special 50% maks. diskon Rp 50.000 tanpa minimum pembelanjaan. Kode voucher NUTRIBLOG bisa langsung digunakan di pembelanjaanmu via Nutrimart! (Hanya berlaku untuk konsumen baru)

 

Referensi:

Flann, K. L., LaStayo, P. C., McClain, D. A., Hazel, M., & Lindstedt, S. L. (2011). Muscle damage and muscle remodeling: no pain, no gain? Journal of Experimental Biology, 214(4), 674–679. doi:10.1242/jeb.050112

H&PC Team. (2020). The Best Food For Muscle Recovery & Reducing DOMS. https://healthandperformancecollective.com/food-for-muscle-soreness-recovery/

Kim, J., & Lee, J. (2014). A review of nutritional intervention on delayed onset muscle soreness. Part I. Journal of exercise rehabilitation, 10(6), 349.

Roberts, Brandon. (2016). The Science of Sore – DOMS explained. https://www.strongerbyscience.com/doms/#:~:text=Does%20DOMS%20mean%20more%20muscle,since%20running%20causes%20minimal%20hypertrophy.

Roth, Stephen M. (2006). Why Does Lactic Acid Build Up in Muscles? And Why Does it Cause Soreness?. https://www.scientificamerican.com/article/why-does-lactic-acid-buil/

 

Share Article:

All rights reserverd.