Shirataki 101

Bagi yang tidak suka memasak, mie instan jelas merupakan salah satu pilihan makanan yang sering dikonsumsi. Cukup didihkan air di panci lalu masukkan mie dan bumbunya, dan tak lama makanan pun siap tersaji. Tapi tahukah Anda bahwa rutinitas mengonsumsi mie instan bisa berefek negatif untuk kesehatan?

 

Secara umum, mie terbuat dari campuran air, tepung, dan telur. Mie yang diketahui berasal dari China ini digemari banyak orang dan bahkan menjadi salah satu makanan pokok di banyak negara Asia. Mie pun banyak diolah menjadi berbagai macam hidangan. Tidak hanya itu, produksi mie instan dalam skala besar mulai dikembangkan untuk pertama kalinya di Jepang pada tahun 1958. Produksi mie instan ini melibatkan proses penggorengan singkat untuk memperpanjang umur simpan1. Dengan kemudahan penyajiannya, mie instan pun menjadi sensasi baru yang sangat populer. Popularitas mie instan terus bertahan hingga saat ini seperti ditunjukkan oleh data dari World Instant Noodles Association, dimana tingkat konsumsi mie instan di dunia diketahui mencapai 106,4 milyar saji di tahun 20192.

 

Walaupun digemari dan sangat praktis, mie instan sesungguhnya menyimpan risiko bahaya kesehatan karena umumnya tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi garam. Data dari Singapore Nutrient Database menunjukkan bahwa mie instan dapat mengandung 468 kalori, 19 gram lemak, dan 2278 mg garam sodium per sajinya (walau tentunya dapat berbeda tergantung pada merk dan varian rasa mie instan)3. Tak heran, terdapat penelitian pada Journal of Nutrition and Health yang menunjukkan bahwa konsumsi mie instan setidaknya 1 kali per minggu dapat berkaitan dengan lingkar pinggang yang lebih besar pada subjek wanita4. Penelitian lain menunjukkan lebih tingginya risiko mengalami trigliserida tinggi pada mereka yang mengonsumsi mie instan lebih dari 2 kali per minggu5.

 

Perlu diingat juga bahwa rekomendasi batas asupan lemak harian berdasarkan Kementerian Kesesehatan Republik Indonesia adalah maksimal 67 gram per hari atau setara dengan 5 sendok makan. Untuk garam, batas asupan garam sodium adalah maksimal 2400 mg sodium per hari atau setara dengan 1 sendok teh garam6. Belum lagi, kita mengonsumi makanan-makanan lain sepanjang hari yang tentunya juga perlu diperhitungkan kandungan lemak dan garam sodiumnya.

 

Ingin tetap bisa mengonsumsi mie tanpa khawatir dengan kandungan kalori dan lemaknya? Tenang, kini tersedia pilihan mie yang lebih sehat, yaitu Tropicana Slim Shirataki Noodles yang terbuat dari umbi shirataki. Tropicana Slim Shirataki Noodles juga rendah lemak, lebih rendah garam, tinggi serat, dan hanya 100 kalori per saji sehingga cocok untuk diet, dan tetap nikmat sehingga membantu mewujudkan pola hidup sehat tanpa mengorbankan kenikmatan rasa.

Untuk mendukung langkah sehatmu, kamu juga bisa belanja produk lebih sehat di Nutrimart dengan voucher diskon special 50% maks. diskon Rp 50.000 tanpa minimum pembelanjaan. Kode voucher NUTRIBLOG bisa langsung digunakan di pembelanjaanmu via Nutrimart! (Hanya berlaku untuk konsumen baru)

References:

  1. Instant Noodles: Are they Really Good for Health? A Review. 2017. Electronic Journal of Biology, Vol.13 (3): 222-227.
  2. World Instant Noodles Association
  3. Singapore Nutrient Database
  4. Association of instant noodle intake with metabolic factors in Korea: Based on 2013~2014 Korean National Health and Nutrition Examination Survey. 2016. Journal of Nutrition and Health; 49(4): 247-257.
  5. Instant noodle consumption is associated with cardiometabolic risk factors among college students in Seoul. 2017. Nutr Res Pract.; 11(3): 232–239.
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Share Article:

All rights reserverd.