Coba hitung, berapa banyak waktu yang digunakan dalam sehari untuk bekerja? Umumnya, mayoritas waktu kita tentunya diisi dengan bekerja dari pagi hingga sore hari. Hal ini tentunya wajar jika jenis pekerjaan yang dilakukan akan menentukan kebiasaan dan rutinitas harian kita sehingga kemudian berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, termasuk risiko diabetes. Nah, faktor pekerjaan apa saja yang dapat berkaitan dengan risiko diabetes?
Pekerjaan yang sedenter
Sedenter berarti kurang aktif bergerak dan terlalu banyak duduk. Sudah banyak data yang menyimpulkan bahwa pola hidup sedenter dan kurangnya aktivitas fisik berkaitan erat dengan peningkatan risiko diabetes. Salah satunya dilaporkan pada jurnal Medicine and Sport Science yang menunjukkan bahwa mereka yang tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik ternyata memiliki risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 1.4 kali lipat1. Hal ini jelas merupakan ancaman bagi para pekerja kantor yang umumnya banyak duduk di depan komputer saat bekerja.
Untungnya, mengurangi waktu duduk dan menggantinya dengan aktivitas fisik ringan ternyata bermanfaat menekan risiko kesehatan yang dapat timbul. Mulailah dengan rutin bangun dan melakukan peregangan selama waktu kerja, memilih naik tangga dan bukan lift, mengadakan rapat sembari berdiri, menggunakan toilet di lantai berbeda, serta memanfaatkan waktu istirahat untuk berjalan ringan2. Tak lupa, sempatkan waktu di luar jam kerja untuk rutin berolahraga minimal 150 menit setiap minggunya.
Lingkungan kantor dengan ‘banyak godaan’
Banyaknya waktu yang dihabiskan di lingkungan pekerjaan menyebabkan pola makan kita dapat dipengaruhi kondisi di kantor. Ketersediaan cemilan atau makanan tidak sehat di kantor akan mendorong konsumsinya. Semakin sering melihat atau menemukan cemilan dan makanan tidak sehat di sekeliling, kita pun akan cenderung lebih banyak mengonsumsinya. Ditambah lagi, tekanan yang timbul di kantor terkadang membuat kita stress dan semakin mendorong pola makan yang tidak sehat3.
Untuk itu, penting membangun pola makan yang sehat selama bekerja. Mulailah dengan membuat jadwal makan yang teratur, termasuk waktu untuk mengemil. Jika memungkinkan, susun menu makan dan cemilan di awal minggu dengan memilih menu yang lebih sehat. Siapkan cemilan sehat di kantor (seperti buah dan kacang-kacangan), dan hindari menyimpan cemilan yang tidak sehat. Jika Anda perlu menyiapkan makan siang sendiri, cobalah untuk memasak dan membawa bekal dari rumah sembari memilih menu dengan porsi sayuran yang banyak, bijian utuh, dan sumber protein rendah lemak. Tak lupa, hindari makan sembari melakukan hal lain karena dapat mendorong makan berlebihan4.
Tak kalah penting, waspada dengan minuman manis yang tinggi gula seperti minuman kopi. Banyak orang yang bekerja sembari mengonsumsi minuman kopi, padahal banyak minuman kopi yang tinggi gula dan tentunya tinggi kalori. Waspada karena data pada jurnal Current Diabetes Report menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman tinggi gula sebanyak 1-2 saji per hari ternyata memiliki risiko terkena diabetes hingga 26% lebih tinggi5. Jadi, apakah tidak boleh mengonsumsi kopi selama bekerja? Tenang, kini tersedia Tropicana Slim Avocado Coffee yang menyajikan paduan nikmat kopi yang mantap dan buah alpukat. Tropicana Slim Avocado Coffee juga diformulasikan tanpa gula pasir sehingga aman untuk diabetesi dan cocok untuk diet.
References:
- Sedentary behavior as a mediator of type 2 diabetes. 2014. Med Sport Sci.; 60: 11–26.
- Diabetes UK
- Factors associated with healthy and unhealthy workplace eating behaviours in individuals with overweight/obesity with and without binge eating disorder. 2018. Obes Sci Pract.; 4(2): 109–118.
- 3 ways to eat healthy at the office. 2018. American Heart Association.
- Sweeteners and Risk of Obesity and Type 2 Diabetes: The Role of Sugar-Sweetened Beverages. 2012. Current Diabetes Report 12: 195–203.