Hipertensi hanya Penyakit Orang Tua?

”Aduh ini kok rasanya ada yang kurang ya. Ah tambahin garam deh biar lebih berasa!”

 

Siapa sih yang tak pernah berpikir atau melontarkan kalimat seperti di atas? Pastinya setiap dari kita pernah melakukannya. Tapi apakah terpikir juga oleh kita kalau terlalu banyak konsumsi garam dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi? Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan darah kita ada diangka 140/90 atau lebih. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan juga stroke.

 

“Ah tenang saja, selagi masih muda, hidup harus dinikmati, nanti saja kalau sudah tua baru diperhatikan makannya, lagian kan hipertensi penyakit orang tua, saya masih muda, gak mungkin kena lah”

 

Yakin? Sayangnya pernyataan itu hanyalah MITOS. Meskipun memang lebih banyak diderita oleh mereka yang berusia lanjut, hipertensi atau penyakit darah tinggi sesungguhnya juga dapat menyerang mereka yang berusia muda. Bahkan, kasus hipertensi pada mereka yang berusia muda diketahui terus bertambah seiring dengan meningkatnya pola hidup tidak sehat di masa sekarang ini1. Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia di tahun 2018 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengukuran, 1 dari 5 orang berusia 25-34 tahun menderita hipertensi dan hampir 1 dari 3 orang berusia 35-44 tahun menderita hipertensi2. Tingginya tekanan darah di usia muda sangat berbahaya karena berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular (penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah) di usia pertengahan nantinya. Tekanan darah tinggi di usia muda diketahui berperan besar terhadap munculnya kasus penyakit jantung koroner, gagal jantung, serangan jantung, dan stroke pada usia lebih dini. Tidak hanya itu, tekanan darah tinggi pada usia muda juga dapat memengaruhi volume dan kesehatan otak secara negatif2

 

Terlebih lagi kita yang tinggal di kawasan Asia, ternyata lebih rentan mengonsumsi garam dalam jumlah yang tinggi yang membuat kita, orang Asia lebih rentan mengalami hipertensi. Berdasarkan sebuah studi, orang Asia yang terbiasa menambahkan garam pada masakan baik secara langsung atau dari kondimen (kecap, saus, sambal), ternyata diketahui mengonsumsi hingga 12 gram garam setiap harinya3. Padahal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menetapkan batas maksimal konsumsi garam hanya sebesar 5 gram perharinya4.

 

Masih bisa tenang-tenang saja? Jangan sampai lengah. Kita harus memerhatikan konsumsi garam harian kita. Bahkan jika perlu, lakukan pemeriksaan tekanan darah supaya kita tahu benar kondisi tubuh kita sekarang sehingga kita jadi lebih paham apa yang harus kita lakukan supaya bisa lebih sehat.

 

“Tapi nanti makanan yang saya makan jadi hambar dong?”

 

Kita bisa mulai mengurangi sedikit demi sedikit konsumsi garam supaya kita lebih terbiasa. Selain itu cara lainnya adalah dengan mengganti garam dengan bumbu rempah atau jamur-jamuran supaya rasa masakan tetap nikmat. Kita juga bisa memilih berbagai produk-produk rendah garam seperti rangkaian produk Tropicana Slim, yakni Tropicana slim kecap manis, kecap asin, dan sambal terasi. Dengan begitu, kamu masih bisa menikmati makananmu didampingi dengan kondimen yang tentunya lebih sehat tapi tetap nikmat.

 

Ref:

  1. https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.13820
  2. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018
  3. British Medical Journal (2009) 339:b4567
  4. Kementerian Kesehatan Indonesia

Share Article:

All rights reserverd.